Seminar IT Preneur tersebut diselenggarakan Universitas Surabaya (Ubaya) pada Sabtu, 8 Agustus 2020 di Aula Perpustakaan Ubaya. Selain Jamhadi, pembicara lain ialah Bapak Kurniawan Harry (Kabid Pembinaan Pendidikan SMK Dispendik Jatim) dan Ir. Benny Lianto, M.M.B.A.T (Rektor Ubaya).
"UMK tiap tahun naik. Di Surabaya hari ini besaran UMK Rp 4.200.479, tahun depan naik lagi. Tapi produktivitas pekerja tidak naik. Jika perusahaan tidak mampu bayar tenaga kerja, maka terjadi PHK. Ada yang pindah ke luar Jatim. Makanya productivity center bisa jadi solusi meningkatkan produktivitas tenaga kerja untuk mengimbangi kenaikan UMK," kata Jamhadi, Ketua Aliansi Pendidikan Vokasi Seluruh Indonesia (APVOKASI) Jawa Timur, dalam seminar IT Preneur yang digelar secara online.
Melalui kolaborasi dengan akademisi, bisnis, community, dan Government (ABCG), Jamhadi menuturkan bahwa APVOKASI Jatim bersama Ubaya dan universitas lain siap mencetak sumber daya manusia (SDM) unggul dan mendukung dunia industri yang tangguh, serta menciptakan entrepeneur.
Tujuannya ialah membantu Pemerintah dalam mensejahterakan masyarakat Jatim dan Indonesia pada umumnya melalui jalur pendidikan.
Menurut Jamhadi yang saat ini menjabat pula sebagai Dewan Pertimbangan KADIN Surabaya, productivity center tidak hanya mendukung dunia industri meningkatkan produktivitas, tapi bagaimana menciptakan terobosan-terobosan untuk membantu dunia industri lebih berkembang. Contohnya ialah penemuan di bidang IT.
"Contoh nyata sekali di masa pandemi covid-19 ini. Transaksi barang/jasa lebih mudah dengan bantuan IT. Tapi yang bahaya jika tidak diiringi dengan produksi dalam negeri sehingga yang dijual produk impor. Dengan IT Preneur yang digelar Ubaya ini, harapan kami bisa meningkatkan produktivitas dan tercipta entrepeneur-entrepeneur tangguh," ungkap Jamhadi, yang juga CEO PT Tata Bumi Raya.
Pada kuartal II tahun 2020 ini dan kondisi pandemi covid-19, Jamhadi menyebutkan sektor ICT masih mencatatkan pertumbuhan positif, yakni 10,8%. Disisi lain, pertumbuhan itu cukup membanggakan sekaligus menyedihkan.
"Menyedihkan apabila hanya bermain IT tanpa meng-create job, maka terjadilah pengangguran. IT harus menjadi jawaban terhadap peningkatkan produktivitas dan kemudahan untuk dunia industri," kata Jamhadi, sambil menyebut sektor lain yang masih tumbuh ialah makanan dan minuman, sektor pendidikan (3,5%), jasa kesehatan dan kegiatan sosial (8,95%), sektor informasi komunikasi (10,39%), pertanian (7,46%), industri pengolahan (30%).
Pada kesempatan yang sama, Rektor Ubaya, Ir. Benny Lianto, M.M.B.A.T menyampaikan, pihaknya mulai menggagas untuk mencetak sejuta IT Preneur dan Cretive preneur.
"Ini kerja besar untuk kami wujudkan. IT Preneur bisa juga disebut digitalpreneur. Kami ingin Ubaya jadi IT Center pengembangan IT di Jatim," jelas Ir Benny.
Alasan Benny menjadikan Ubaya jadi IT Center cukup beralasan. Dia menyebutkan, potensi ekonomi digital di Indonesia cukuplah besar. Di tengah pandemi ini saja, e-commerce tumbuh pesat. Penjualan meningkat Rp 36 triluan (April 2020), naik 26% dari rat-rata bulanan kuartal II/2019.
"Potensi e-commerce di Indonesia Rp 1.700 triliun. Perekonomian digital diprediksi akan sumbang USD 150 miliar. Dan Internet of Things (IoT) potensinya di Asia Pasifik USD 583 miliar," jelas Ir Benny. (*)
0 comments:
Posting Komentar