SURABAYA, 7 Februari 2017 —– Mengadopsi
pendekatan berbasis scenario dengan mempertimbangkan kemungkinan yang
berbeda, diiringi dengan terjadinya berbagai peristiwa yang mempengaruhi
keputusan terkait investasi finansial, merupakan tajuk utama seminar
keuangan Standard Chartered Bank, yang memasuki penyelenggaraan tahun
ke-13, di Surabaya hari ini. Dikemas dengan tajuk utama “2017: The Year
of the #Pivot?”, seminar tahunan yang diikuti oleh 2,500 orang nasabah
di empat kota termasuk Bandung, Jakarta dan Medan di bulan ini,
mendiskusikan berbagai tema investasi untuk memandu nasabah dalam
menyikapi perubahan ekonomi global dan regional di sepanjang tahun.
Phillip J. Vermonte,
selaku Executive Director dari Pusat Strategi dan Studi Internasional
(Centre for Strategic and International Studies/CSIS), serta ekonom
senior Standard Chartered Bank untuk Indonesia Aldian Taloputra hadir di acara seminar tahun ini di Surabaya dalam memberikan perspektif ekonomi dan politik yang akan mewarnai tahun 2017. Sementara itu, Presiden Direktur PT Schroders Investment Management Indonesia Michael Tjandra Tjoajadi akan berbagi pandangan terkait tren investasi di sepanjang tahun.
Chief Executive Officer Standard Chartered Bank Indonesia Rino Donosepoetro berujar:
“Standard
Chartered telah menggelar acara seminar “Wealth-on-Wealth (WOW)” ini
selama 13 tahun untuk memberikan pandangan-pandangan terkait kepada para
nasabah dalam memandu pasar finansial global. Sekitar satu decade
terakhir ini, lanskap ekonomi dan politik global telah bergeser secara
nyata. Namun dimana terdapat tantangan, di situ pula terdapat
kesempatan. Kami berkomitmen untuk terus memberikan produk-produk
keuangan yang inovatif serta pandangan-pandangan yang bermanfaat bagi
penentuan strategi investasi para nasabah.“
Menyikapi
adanya ketidakpastian di peta ekonomi global, para investor perlu
mempertimbangkan terjadinya kemungkinan atas perubahan dan perkembangan
skenario dalam perencanaan investasi mereka. Sentimen ini tercermin dalam tema ‘”pivot?” Standard Chartered’s, yang dipandu atas berbagai hal sebagai berikut:
“#”
merupakan simbol dari perubahan cepat yang terjadi di dunia, dimana
baik informasi maupun penerimaan informasi yang salah sama-sama terjadi
dalam waktu yang cepat dan berpotensi untuk mempercepat terjadinya tren;
“Pivot”
mencerminkan bagaimana para investor dapat memetik manfaat dengan
dimana satu kaki menjejak kuat di kelas asset di lingkungan pertumbuhan
structural yang lambat dengan inflasi rendah, sementara kiki lain
melangkah maju dalam skenario pemulihan menuju pertumbuhan dan inflasi;
Penggunaan
simbol “?” mencerminkan ketidakpastian yang mungkin terjadi walaupun
terdapat panduan yang jelas, kecepatan, serta implikasi yang terbuka
terhadap terjadinya perdebatan yang signifikan, khususnya dalam jangka
yang pendek.
Aldian Taloputra, Ekonom Senior Standard Chartered Bank Indonesia berkata:
“Beberapa
ketidakpastian diprediksi akan masih berlangsung di tahun ini, walaupun
terdapat empat poros utama — yaitu adanya perubahan dalam penggunaan
kebijakan fiskal, adanya lingkungan yang lebih positif, adanya
peningkatan proteksi, serta adanya peningkatan multi-polaritas. Oleh
karena itu, para investor perlu mempertimbangkan pendekatan berdasarkan
skenario dalam menyusun profil investasi. Pertumbuhan ekonomi Indonesia
di tahun ini diperkirakan akan lebih baik bila dibandingkan dengan tahun
2016, dimana akan lebih banyak lagi kesempatan untuk diraih.”
Sementara itu, Country Head of Retail Banking Standard Chartered Bank Indonesia Lanny Hendra menambahkan:
“Sebagai
bagian dari aspirasi kami menjadi Bank Internasional Terbaik di
Indonesia, komitmen kami dalam memandu para nasabah atas pilihan-pilihan
investasi mereka, merupakan prioritas utama kami dan tercermin dalam
strategi kami. Kami memahami para nasabah memiliki perubahan prioritas
keuangan setiap tahun sesuai kebutuhan mereka, dan kami bangga memiliki
serangkaian produk dan layanan perbankan kelas dunia yang dapat membantu
memenuhi kebutuhan mereka di setiap tahapan kehidupan.”
Berkaitan dengan dilaksanakannya seminar WOW tersebut, Standard Chartered juga memperkenalkan produk wealth management baru. Bambang Simon Simarno, selaku Executive Director dan Country Head of Wealth Management Standard Chartered Bank Indonesia berkata:
“Seminar
Wealth-on-Wealth (WOW) telah diadakan sejak 2004 di mana kami menjadi
pelopor di industri yang menyediakan edukasi investasi dan layanan
promosi wealth management bagi nasabah kami. Dalam kesempatan ini, kami
bangga untuk menginformasikan peluncuran produk investasi baru kami,
yaitu “Fund Focus”, sebagai alternatif investasi tambahan bagi nasabah
kami dalam berinvestasi. Fund Focus dibuat berdasarkan riset kualitatif dan kuantitatif internal kami melalui tiga pilar, yaitu performance, people dan process dan potensi kinerja di masa depan. Performance membantu
kita memahami beberapa karakter kunci gaya investasi fund manager.
Setiap orang yang berinvestasi di reksadana pasti mengetahu bahwa
kinerja di masa lalu bukan penjamin hasil di masa depan. Oleh karena itu
kami menggunakan people dan process sebagai fokus fund ini. Dalam analisis People, kami
mengevaluasi kualitas manajer portofoliso dan analis. Kami bertujuan
untuk mengidentifikasi keahlian dan pengalaman manajer invetasi. Tim
Fund Focus memiliki moto: “Kinerja harus menceritakan mengenai Proses.”
Karenanya kami juga mengevaluasi secara seksama ide investasi, eksposur
dan manajemen likuiditas dari fund manager. Selain itu, kami juga
bangga dapat memperkenalkan rider baru produk bancassurance kami
yang termasuk dalam produk kerjasama kami dengan PT. Prudential Life
Assurance, yaitu “Premium Waivers” yang dibayarkan pada fase awal
penyakit kritis. Rider ini yaitu “PRUearly Stage payor, PRUearly stage spouse payor dan PRUearly stage parent payor yang pertama kali diluncurkan di Indonesia. Kedua hal ini merupakan tawaran yang menarik karena kedua akan membantu keluarga Indonesia dalam menghadapi tahun mendatang.”
Dalam
penyelenggaraan WOW tahun ini, Standard Chartered didukung oleh
beberapa mitra yaitu: PT Prudential Life Assurance, PT Ashmore Asset
Management Indonesia, PT Bahana TCW Investment Management, PT Batavia
Prosperindo Aset Manajemen, PT BNP Paribas Investment Partners
Indonesia, PT Eastspring Investments Indonesia, PT First State
Investments Indonesia, PT Mandiri Manajemen Investasi, PT Manulife Aset
Manajement Indonesia, PT Schroder Investment Management Indonesia, Bayu
Buana dan Etihad Airways.
0 comments:
Posting Komentar