Mahasiswa STAIN Pamekasan Saat Melakukan Orasi Tuntutan Di Halaman Kampus
(Foto: didin/detak.com)
Kampus STAIN Pamekasan lagi-lagi di geruduk ratusan mahasiswanya sendiri dalam bentuk demo yang mengatasnamakan Gerakan Peduli Kampus (GPK). Hal serupa sudah tidak lagi asing terjadi di kampus STAIN Pamekasan ini. (31/09/2016)
Aksi kali ini di duga adanya Nipotisme dilingkungan kampus STAIN Pamekasan yang menggunakan sistem kerajaan, kursi jabatan dimonopoli oleh Keluarga Besar ketua STAIN, hal ini rupanya berlangsung aman, tanpa ada yang mempersoalkan, sehingga para pendemo meminta kejelasan.
Fauzi sebagai Korlap aksi mengatakan, Aksi ini akan terus berlanjut apabila nipotisme dan kebijakan yang di tetapkan berlangsung pincang. "Lucunya Panitia Penjaringan Calon Ketua STAIN Pamekasan membuka pendaftaran calon Ketua sebagaimana peraturan yang ditetapkan dan ditanda tangani ketua STAIN Pamekasan rupanya dilanggar sendiri. Tapi hebatnya luar biasa, pelanggaran itu malah diamini oleh Siswanto sebagai ketua panitia (PANJAR), seolah tidak ada persoalan. Sehingga mahasiswa dan semua elemen lainnya yang dibohongi dan dirugikan. Ini jelas penjajahan yang tak bisa dibiarkan." ungkapnya dengan lantang.
Aksi kali ini di duga adanya Nipotisme dilingkungan kampus STAIN Pamekasan yang menggunakan sistem kerajaan, kursi jabatan dimonopoli oleh Keluarga Besar ketua STAIN, hal ini rupanya berlangsung aman, tanpa ada yang mempersoalkan, sehingga para pendemo meminta kejelasan.
Fauzi sebagai Korlap aksi mengatakan, Aksi ini akan terus berlanjut apabila nipotisme dan kebijakan yang di tetapkan berlangsung pincang. "Lucunya Panitia Penjaringan Calon Ketua STAIN Pamekasan membuka pendaftaran calon Ketua sebagaimana peraturan yang ditetapkan dan ditanda tangani ketua STAIN Pamekasan rupanya dilanggar sendiri. Tapi hebatnya luar biasa, pelanggaran itu malah diamini oleh Siswanto sebagai ketua panitia (PANJAR), seolah tidak ada persoalan. Sehingga mahasiswa dan semua elemen lainnya yang dibohongi dan dirugikan. Ini jelas penjajahan yang tak bisa dibiarkan." ungkapnya dengan lantang.
Atiqurrahman salah satu pemuda yang masih aktif sebagai mahasiswa ini mengatakan. "Saya tidak menyangka bapak Siswanto sebagai orang pemangku kebijakan kode etik di kampus, yang dulunya saya fikir bijaksana dan tanpa toleransi kepada mahasiswa dalam mengambil tindakan walaupun tidak sebanding dengan kesalahan mahasiswa dalam memberikan sangsi. Eehhh ini malah melakukan pelanggaran sendiri, dan ini bukan hanya pelanggaran kecil. Kalau sudah seperti ini apa beliau masih bisa bersikap tanpa toleran, kalau kejadian ini menimpa dirinya sendiri, dan apa bisa berlaku adil dalam menyikapi hal ini?" Pungkasnya saat diwawancarai detak.com.
Adapun tuntutan yang disampaikan sebagai berikut:
1. Hentikan Nipotisme akut Kaum elit dilingkungan kampus STAIN Pamekasan khususnya Ketua, Kabag, Kajur, Dosen, Kasubag Akademik, Lab Bahasa, Kepegawaian.
2. Calon Ketua STAIN yang tidak memenuhi Syarat administrasi sesuai dengan batas waktu yang sudah ditentukan oleh Panitia Penjaringan Ketua STAIN harus Mundur.
3. Panitia Seleksi harus bertanggung jawab terhadap inkonsistensinya sebagai panitia Penjaringan ketua STAIN, karena sudah membentur Peraturan Menteri Agama (PMA) RI no 68 tahun 2015 pasal (3) poin (a) Umum. Item (5).
Hingga berita ini diturunkan para demonstran masih belum ditemui oleh pimpinan STAIN dan ketua panitia PANJAR yang dirasa sengaja menghilang karena tidak bisa mempertanggung jawabkan bentuk kesalahan yang mereka perbuat.
1. Hentikan Nipotisme akut Kaum elit dilingkungan kampus STAIN Pamekasan khususnya Ketua, Kabag, Kajur, Dosen, Kasubag Akademik, Lab Bahasa, Kepegawaian.
2. Calon Ketua STAIN yang tidak memenuhi Syarat administrasi sesuai dengan batas waktu yang sudah ditentukan oleh Panitia Penjaringan Ketua STAIN harus Mundur.
3. Panitia Seleksi harus bertanggung jawab terhadap inkonsistensinya sebagai panitia Penjaringan ketua STAIN, karena sudah membentur Peraturan Menteri Agama (PMA) RI no 68 tahun 2015 pasal (3) poin (a) Umum. Item (5).
Hingga berita ini diturunkan para demonstran masih belum ditemui oleh pimpinan STAIN dan ketua panitia PANJAR yang dirasa sengaja menghilang karena tidak bisa mempertanggung jawabkan bentuk kesalahan yang mereka perbuat.
(Didin/romli/ian/AZ/det)
0 comments:
Posting Komentar